Selama ini publikasi yang dijalankan oleh LDK kami justru berdampak
kontraproduktif dengan dakwah, dan bisa dikatakan tidak efektif, hal ini bisa
dilihat dengan respon yang diberikan oleh objek dakwah. Bagaimana cara
mengatasi permasalahan publikasi ini ?
Dakwah dalam artian bahasa berarti
menyampaikan dan dalam bahasa inggris dapat diterjemahkan dalam kata marketing. Sebuah makna yang menurut
hemat saya sangat tepat, karena pada konteks dakwah kita di kampus, apa yang
kita lakukan di kampus adalah memang memarketisasi
dakwah itu sendiri. Dengan berbagai
varian metode yang digunakan dan dengan berbagai cara pengemasan isi dari dakwah itu sendiri.
Beruntunglah Islam diturunkan oleh Allah dalam keadaan sesempurna mungkin,
sehingga isi dari dakwah atau konten
dakwah yang kita lakukan sudah terdapat di Al Qur’an dan As Sunnah. Tinggal
bagaimana kita sebagai da’I pandai merekayasa metode yang tepat agar objek
dakwah dapat tertarik dan mudah untuk memahami isi dari dakwah yang dilakukan.
Salah satu poin penting yang perlu
diperhatikan dalam memarketisasi dakwah adalah cara publikasi yang dilakukan
oleh lembaga dakwah agar objek dakwah mendapat kesan yang tepat tentang Islam itu sendiri. Seperti yang sering di
perlihatkan di media massa, Islam sering kali di korelasikan dengan
fundamentalis, teroris dan anti-kedamaian.
Itu semua merupakan buah dari suksesnya media mempermainkan Islam itu
sendiri. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab bagi kita seorang da’I untuk
bisa meng-antitesis paradigma Islam yang salah dengan merekayasa media yang
bisa digerakkan dengan harapan ada perubahan opini di masyarakat tentang Islam.
Disini bisa
kita lihat bahwa dengan membuat publikasi yang efektif dalam men-syiar kan Islam adalah sebuah cara
tersendiri untuk membangun citra Islam. Selain itu publikasi juga berperan
dalam memainkan opini dan propaganda
di sebuah komunitas. Sebutlah dalam konteks kampus, lembaga dakwah bisa
mengadakan publikasi terkait opini tertentu, seperti gerakan mengenakan jilbab
untuk muslimah, dimana ada ekskalasi permainan kata-kata dan gambar sehingga
objek dakwah bisa mengikuti opini yang digerakkan.
“hari gini gak pake jilbab ?”
“karena diriku berharga, maka
jilbab menjadi pilihanku”
Atau bisa dengan mempermainkan
dalam gambar dengan tampilan komposisi warna dan kata yang tepat. Saya
berpendapat bahwa lembaga dakwah kampus harus bisa menampilkan Islam yang humble sehingga objek dakwah lebih
tertarik. Pilih kata-kata yang tepat untuk mempermainkan opini. Bisa juga
dengan sebuah agenda tertentu, seperti jilbab and koko day yang di brand kan dengan J-co day. Dengan citra
yang baik ini tentu resistensi objek dakwah akan jauh berkurang, dan ketika
objek dakwah sudah jatuh hati dengan citra yang dibangun, maka selanjutnyan
untuk menanamkan nilai Islam lebih lanjut akan lebih mudah untuk dilakukan.
Bentuk lain dari permainan opini dan propaganda, terkait Ujian bersih, ini bisa
dilakukan menjelang pekan UAS atau UTS. Bentuk media bisa beragam, dari yang
berbentuk fisik hingga maya, dan berbagai varian ukuran pula tentunya.
Bisa Anda lihat dari
beberapa publikasi yang ditampilkan, bahwa permainan kata dan warna sangat
berperan, memang terkadang untuk publikasi atau promosi membutuhkan dana yang
tidak sedikit. Di GAMAIS kami menghabiskan sekitar 40% dari total dana untuk
promosi dan publikasi, karena memang inilah yang juga menjadi poin penting
dalam membangun basis massa simpatisan.
Peran publikasi lainnya adalah
untuk menginformasikan sebuah kegiatan
kepada masyarakat kampus. Hal penting yang perlu diperhatikan selain desain dan
pemilihan kata adalah isi dari publikasi itu sendiri, seperti; (1) waktu; (2)
tempat; (3) acara; (4) contact person;
(5) kelebihan acara ini. Kelima unsure publikasi acara ini harus ada dalam
setiap publikasi acara agar tidak terjadi asymmetric
information pada objek dakwah. Berikut adalah beberapa contoh publikasi
acara yang telah dikemas dengan baik dan telah terbukti berhasil mendatangkan
simpatisan objek dakwah.
Pemilihan media
publikasi
- Poster
Poster
merupakan sebuah media fisik ( biasanya menggunakan kertas ) dengan ukuran
A4,A3, dan A2. Dipasang atau ditempel di papan pengumuman atau ditempat umum
lainnya. Keuntungan poster adalah dapat dicetak dalam jumlah banyak dan jika di
tempatkan di lokasi-lokasi strategis akan membentuk sebuah nuansa tersendiri.
Selain itu poster bisa dicetak dalam bentuk hitam putih maupun berwarna,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lembaga dakwah. Varian dari poster
sangat beragam, peragaman bentuk poster yang tidak harus persegi empat juga
bisa menjadi bahan kreasi, seperti membuat poster berbentuk segitiga atau
lingkaran yang membuat ”eye catching” tersendiri. Peragaman lain bisa dengan
memodifikasi tempat menempel, sebagai contoh dalam sebuah mading kampus. Dimana
semua papan madding ditempel terlebih dahulu dengan kertas putih, dan
ditengah-tengahnya baru ditempel satu buah poster full color, cara ini membuat kesan tersendiri.
Contoh
poster :
- Baliho
Publikasi
dalam ukursan besar, dan dengan bahan yang berkualitas tentunya. Baliho
mempunyai keunggulan dari segi ukuran dan menimbulkan kesan “wah” pada sebuah
agenda tertentu. Karena biasanya baliho hanya dipasang satu buah atau maksimal
dua buah saja di kampus, maka desain yang diberikan haruslah yang terbaik. Isi
pesan harus tepat dan kesan yang ditimbulkan dengan permainan warna dan desain
( serta ukuran tentunya ) juga akan berdampak pada objek dakwah. Baliho ini
juga bisa membentuk kesan hegemoni terhadap dakwah pula.
Contoh
baliho :
- Pamflet / Leaflet
Pesan atau
publikasi dalam ukuran kecil. Varian dari pamphlet atau leaflet sangat beragam,
dapat dibentuk dalam rupa kertas tausiyah, pembatas buku, kartu ucapan, stiker,
dan sebagainya. Walau memang bentuk dasar pamphlet adalah semacam brosur dan
bentuk dasar leaflet adalah poster dalam ukuran kecil. Pamflet dan leaflet ini
di desain untuk diberikan kepada seluruh objek dakwah, atau bisa dikatakan
lebih personal. Sehingga jumlah produksi dari jenis media ini dalam jumlah yang
sangat besar, disesuaikan dengan jumlah objek dakwah itu sendiri.
Contoh
pamphlet dan leaflet :
- Banner
Jenis media
ini bisa bercabang menjadi dua jenis, yakni vertical banner atau sering dikenal
dengan umbul-umbul, dan horizontal banner
yang sering disebut dengan spanduk.
Pada masa kini harga produksi untuk spanduk dan umbul-umbul dengan kualitas printed sudah sangat terjangkau. Harga
spanduk sekitar Rp.100.000 per spanduk
dan umbul-umbul sekitar Rp.20.000 per umbul-umbul. Selain itu karena kemudahan
teknologi printing ini, alangkah
baiknya jika spanduk dan umbul-umbul di desain dengan full warna, atau dengan
komposisi gambar dan foto untuk memberikan kesan elegansi dakwah
Contoh
banner :
- Instalasi
Bentuk
media kreatif yang sangat nyeni. Bisa dalam bentuk semacam patung dari kertas
dan bambu, balon udara, lampion, seni dari sampah atau botol bekas dan lainnya.
Memang untuk membuat instalasi membutuhkan ketekunan dan bakat seni tersendiri,
maka dibutuhkan pula kader yang mempunyai sense
of art yang baik. Varian dari instalasi sangat beragam, akan tetapi
pastinya instalasi adalah sesuatu yang bisa dipajang.
Contoh instalasi :
- Buletin
Buletin
adalah media tertulis yang memungkinkan untuk memuat banyak tulisan dan pesan.
Biasanya buletin bertransformasi dari bentuk kertas A4 di lipat dua, lalu lebih
dai satu A4 yang ditumpuk sehingga tampak seperti buku, lalu bertrasformasi
akhir seperti sebuah majalah. Terkait buletin sangat banyak varian isi yang
bisa dikembangka seperti rubrik khusus,komik,
profil kader, TTS, tips n trick, kisah, humor, tausiyah dan berbagai
lainnya. Referensi untuk buletin bisa dari majalah atau tabloid umum yang
beredar, coba adopsi hal-hal yang bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam
penyampaian pesan Islam kepada objek dakwah.
Contoh
bagian dari buletin :
- Multimedia
Pemanfaatan
dunia maya sebagai media publikasi, seperti dengan website, blog, CD
interaktiif, slide powerpoint, film, music, animasi dan lainnya. Multimedia
saat ini sedang berkembang pesat, dan jika lembaga dakwah bisa memanfaatkan hal
ini dengan baik, maka akan menjadi competitive
advantage tersendiri bagi lembaga dakwah tersebut. Keuntungan dari
multimedia adalah biaya yang murah, bahkan bisa cenderung gratis, hanya memang
membutuhkan keahilian khusus untuk bisa membuat media advance ini.
Pengelolaan Publikasi
- Content
Isi atau
value yang akan disampaikan, biasanya ini tidak menjadi terlalu sulit karena
pedoman kita dalam berislam sudah sangat jelas dan tegas, sehingga Anda tinggal
perlu mengemasnya dengan baik. Ada sebuah catatan tambahan saja tentang prinsip
syiar di kampus, yakni give what they
need atau berikan apa yang objek dakwah butuhkan. Terkadang lembaga dakwah
sering kali menjalankan agenda syiar yang tidak sesuai dengan kebutuhan dari
objek dakwah sehingga terjadi miss match antara
demand and supply, dan berakibat pada
ketidaktertarikan objek dakwah terhadap agenda yang dilakukan. Pengalaman saya
melihat bahwa terkadang kita perlu berpikir sebagaimana objek dakwah dan
konsekuensi nya adalah kita perlu menurunkan sedikit standar keIslaman kita
untuk bisa memahami kebutuhan objek dakwah. Anda tidak bisa langsung memberikan
materi yang berat kepada objek
dakwah, harus dimulai dari sesuatu yang ringan terlebih dahulu.
- Packaging
Pengemasan disini meliputi beberapa
hal , antara lain ;
(1)
Pemilihan kata, dimana sangat penting untuk membuat
opini tertentu. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami dan diingat. Bisa jadi
dengan menggunakan istilah yang sedang berkembang di masyarakat umum bisa
membantu untuk mempermudah objek dakwah megingat pesat yang kita sampaikan.
(2)
Pemilihan desain, pilihlah desain yang lembut dan
tenang sehingga objek dakwah bisa melihat citra Islam yang bersahabat. Pilih
pula warna yang sesuai, warna cerah bisa menjadi solusi untuk membuat citra
menyenangkan.
(3)
Pemilihan bentuk media, media yang digunakan juga
harus sesuai, coba pilih media yang sekirannya unik dan bisa menjadi daya tarik
tersendiri bagi objek dakwah.
- Branding
Penamaan
dalam sebuah publikasi sangat penting, biasanya GAMAIS memiliki nama tersendri
untuk setiap agendanya dan bisa berubah setiap tahunnya, semua dilakukan untuk
me-refresh citra yang ada walau
memang untuk beberapa agenda yang sudah menjadi tradisi selalu kami gunakan
penamaan yang sama. Sebagai contoh penamaan atau branding ;
·
Mentoring diberi brand
Islamic
Learning Group
·
Penyambutnan Mahasiswa Baru diberi brand Look Inside my Environment
·
Syiar
Ramadhan diberi brand Ramadhan
Festival atau METAMORPHISIS
·
Agenda Idul Adha diberi brand BBQ ( bagi-bagi Qurban )
·
Agenda sumbangan sosial diberi brand PAY 1 GET 2
·
Agenda pembinaan kader diberi brand OASIS, GAMAIS Integrated Training, GAMAIS Super Camp, Youth
Islamic Student Camp, Diklat Mahasiswa Muslim, Syahrut Tarbiyah GAMAIS.
- Positioning
Setelah
membuat media beserta isinya, yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
penempatan dari media itu sendiri. Dimana penempatan media jangan terlalu
banyak dan jangan terlalu sedikit, perhatikan juga rasio antara media publikasi
dengan objek dakwah. Perhatikan pula rasio keterjangkauan objek dakwah, rasio
jarak perjalanan di kampus, rasio ruang kuliah dan pusat massa, range waktu
mobiliasi mahasiswa, rute utama sirkulasi mahasiswa, gedung kuliah utama dan
sekunder, dan kondisi sosial budaya dari mahasiswa di kampus Anda.
- Impact
Hasil atau
dampak dari publikasi yang dijalankan. Jika publikasi yang dilakukan bersifat
isu atau opini, maka dampak yang diharapkan adalah adanya perubahan opini di
objek dakwah. Dan jika publikasi yang dilakukan bersifat informasi acara maka
parameter keberhasilannya adalah dengan jumlah yang hadir dalam acara
tersebut. Buat perangkat penilaian khusus akan dampak yang terjadi. Untuk
publikasi isu bisa menggunakan perangkan angket untuk menilai keberhasilan
publikasi, sedangkan perangkat lembar absensi acara bisa digunakan untuk
menilai keberhasilan publikasi yang bersifat informasi acara.
Analisis Problematika Dakwah Kampus (Ridwansyah Yusuf)