Powered By Blogger

Minggu, 09 Desember 2012

Buletin SHAF (Rejected)

coba-coba layout buletin.. *first time :)


halaman 1

halaman 2

halaman 3

halaman 4

Sekolah Media FSLDK Jadebek (Sabtu, 1 Desember 2012)

Pada Sabtu, 1 Desember 2012 lalu FSLDK Jadebek mengadakan kegiatan Sekolah Media bertempat di  Universitas Budi Luhur, Ciledug dengan tema "Optimalisasi Peran Media dalam Memajukan Syi'ar Islam". Agenda ini bertujuan untuk menularkan semangat kepada teman-teman LDK agar setiap LDK terutama yang berada di daerah Jakarta, Depok dan Bekasi dapat semakin memaksimalkan potensi media cetak maupun media online untuk syiar Islam.

Detail Materi :

Materi 1 : Pembuatan Media Cetak

Dibawakan oleh : Ketua Nuraniku UNJ 2012
Detail Materi : 
- Proses Produksi sampai distribusi majalah atau buletin
- Pelaku-pelaku yang terlibat
- Jenis-Jenis Media Cetak
- Kendala-Kendala
Download Materi "Pembuatan Media Cetak"

Metari 2 : Pembuatan Media Online

Dibawakan oleh Tim IT Binus University (diketuai oleh Akhina Whindu Lisersa)
Detail Materi : 
- Mengapa memakai wordpress
- Cara instalasi wordpress
- Pengenalan bagian2 wordpress
- Security dalam wordpress


Semoga Bermanfaat ^^

Senin, 01 Oktober 2012

Tabir Pesona


Melihat pesonamu menggoda jiwaku
Menyibak pesonamu menambah keyakinanku
Menyingkap pesonamu menunjukkan keagungan-Nya
Menyelami pesonamu menginspirasi hidupku
Mendalami pesonamu memotivasi semangatku
Memaknai pesonamu menuntunku dalam hikmah
Memetik pesonamu menentramkan jiwaku

Berjuta pesona telah membuatmu menjadi istimewa
Keistimewaan yang membuat bidadari cemburu padamu
Kepedihan hidup tak boleh memudarkan pesonamu
Pesona itu harus dan terus menyala di balik kemuliaan akhlakmu
Naiki tangga kemuliaan dengan ketaatanmu
Tebarkan haruman cinta dalam pesonamu
Kau yang mempesona
Kaupun luar biasa
Raih surga-Nya dengan pesonamu

Jangan bersedih...
Kau yang dianugerahi kelembutan
Jangan khawatir...
Kau yang dianugerahi kekuatan jiwa
Jangan takut..
Kau yang dianugerahi keberanian
Jangan putus asa..
Kau yang dianugerahi kemuliaan
Bangkit...
Maju...
Segera...
Raih kebahagiaan
Gapai ketentraman
Nikmati hidupmu Dalam naungan-Nya
Wanita mulia
Wanita sholihah
Tulang rusuk itu



[Hendi Kurniah & Aka Abdi ; Wanita Seribu Pesona, hal. 2]

Bukan Sekedar Elegi

Mempererat ego, menegaskan asa!
Kukuh tertatih melanjutkan langkah,
melalui jalan ketidakpastian masa
manfaatkan setetes bumi,
tak perlu mengasihani.

Atau...

Sejenak kantongi harapan!
Memungut detakan detik, mengambil ruang
agar ada perpanjangan napas, pulihkan energi
dan berlari menggenggam mentari.

Manakah yang harus kupilih kini..?

04:53am
050311







*1 Oktober 2012, dan kini semua kebimbanganku terulang kembali..
"Innallaha idzaa ahabba 'abdan ibtalaahu, Sesungguhnya jika Allah mencintai hamba-nya maka ia akan diuji".. Kuatkanlah diri ini untuk menghadapi ujian menuju cinta hakiki-Mu ya Rabb..

Wanita Seribu Pesona : "Lihatlah Ke Dalam Dirimu"

Inilah sosoknya, wanita diciptakan dengan maksud dan tujuan yang jelas. Kehadirannya bukan untuk dinistakan karena dia bukan diciptakan dari tulang kaki yang terletak di bawah, dia bukan untuk dihinakan atau diinjak-injak. Bukan pula dia diciptakan dari tulang tangan untuk dipekerjakan kesana kemari atau dieksploitasi untuk kepentingan kaum Adam. Dan sekali-sekali bukanlah hanya untuk disanjung-puji penuh kebasa-basian, karena dia bukan diciptakan dari tengkorak kepala. Namun ia bermula umpama dari tulang rusuk ; tulang yang posisinya ada di sisi badan, yang menutup organ-organ utama tubuh, dekat dengan dada dan hati yang berfungsi sebagai PENENTRAM JIWA suami dan anak-anaknya.

Semuanya kini bermula, dimulainya sejarah saling memahami, saling memerlukan dan saling mengisi kekurangan dengan kelebihan masing-masing. Maha Agung Allah atas segala keindahan penciptanya.



Hendi Kurniah dan Aka Abdi, Wanita Seribu Pesona : "Lihatlah Ke Dalam Dirimu" (Bangka Belitung: Telaga Inspirasi, 2009)

*SUBHANALLAH..
Jazakillah, terima kasih utk penulisny (Hendi Kurniah&Aka Abdi) dan utk pemilikny (Kak Echie) yg udh mw meminjamkan buku2ny ke saya.. Hehe ^_^v *

Minggu, 16 September 2012

KEPADA PUTRA-PUTRA ISLAM YANG PENUH SEMANGAT

Kepada kelompok ini, yang berkepribadian mulia, yang berhati jernih, yang bercita-cita tinggi, yang berjiwa terhormat, yang cinta bekerja, dan menjadi tumpuan harapan, dimana seorang penyair telah putus asa mendapatkan orang semacamnya:
Telah sekian lama ‘ku bergaul dengan banyak orang
pengalaman demi pengalaman menempaku
tiada hari datang kepadaku
kecuali menyenangkan di jumpa-jumpa pertama
namun menyakitkan jua di akhirnya
kami katakan, “Kalian kini berada di hadapan seruan dakwah yang baru. Kaum muda menyeru kalian untuk bekerja bersama mereka dan bergaul dengannya untuk menuju suatu tujuan, yang ia adalah cita-cita setiap muslim dan harapan setiap mukmin. Adalah hakmu bertanya tentang sejauh mana persediaan sarana operasional jamaah. Dan kewajibanmu pula untuk mengetahui lebih dalam apa-apa yang diserukannya kepadamu.
   Saya merasa kagum akan kejujuran dan ketulusan mereka untuk bergabung dengan jamaah kita. mereka minta penjelasan terhadap setiap kata dan setiap ungkapan kepada saya. Mereka mengkonsultasikan setiap sarana yang dipergunakan, hingga jika sudah merasa puas, mereka segera menyampaikan pesan-pesannya dengan keyakinan yang bulat, jelas maksudnya, dan riil pula dampaknya. Mereka senantiasa bekerja dengan kesungguhan yang penuh hingga saat ini, dan saya berharap akan terus begitu dengan izin Allah swt. Namun demikian, saya mempunyai beberapa catatan untuk mereka, antara lain:
     Daripada mereka membuang waktu untuk berbagai pertanyaan ini, bukankah lebih baik jika bergabung saja dengan jamaah dan bekerja didalamnya? Jika mereka melihat kebaikan disana, itulah yang semestinya. Namun jika selain itu yang dilihat, maka jalan untuk keluar dan melepaskan diri darinya demikian jelas membentang, apalagi pintunya ada di dua tempat: tempat masuk dan tempat keluar. Aktivitas jamaah begitu jelas, tidak ada yang tersembunyi dan tidak ada pula misterius. Dahulu ada cerita bahwa para ahli nahwu berselisih pendapat tentang jumlah bait Alfiyah (pelajaran nahwu yang dipuitisasikan ) Ibnu Malik. Perselisihan ini telah memancing perdebatan serius yang justru tidak mendatangkan manfaat apa pun, hingga akhirnya datanglah salah seorang tokoh mereka dengan membawa bukunya dan berkata, “Inilah dia, hitunglah dan sepakatlah.” maka dengan itulah perselisihan bisa diselesaikan.
   Inilah Jam’iyah Ikhwanul Muslimin, wahai sahabatku. Di setiap tempat, ia menyeru orang dan membuka pintunya lebar-lebar sembari berkata, “Marilah, jika anda lihat sesuatu yang menyenangkan hati, maka bergabunglah bersama dengan berkah Allah. Jika tidak melihat yang demikian, maka berkatalah sebagaimana yang dikatakan Basyar:
Jika suatu negeri mengingkari
Atau aku mengingkarinya
Aku pun segera keluar bersama burung-burung
Dan penduduknya
   Tidakkah mereka tahu bahwa jamaah itu tiada lain adalah sekumpulan individu yang terikat? Jika setiap individu bertanya dengan pertanyaan “Maka di manakah jamaah itu sebenarnya?” ini adalah tipuan logika belaka yang-sayangnya-banyak diikuti orang. Jika anda ingin mengenalkan kursi misalnya, anda akan mengatakan bahwa ia adalah benda yang terdiri dari tiga unsur tempat duduk, sandaran dan empat buah kaku. Akan tetapi, tahukah bahwa definisi seperti ini sesungguhnya tidak benar dan menipu belaka? Kenapa demikian, karena apakah benda itu sesuatu yang ada di luar ketiga unsur tersebut?  Jika anda pisahkan kursi itu dari kaki-kakinya, tempat duduk, dan sandarannya, apakah masih ada sebuah benda yang bisa diidentifikasi sebagai berwujud?
   Demikian juga, orang banyak tertipu dalam memahami hakekat jamaah dan individu. Mereka mengira bahwa jamaah itu sesuatu sedangkan individu adalah sesuatu yang lain. Padahal jamaah itu tidak lain kecuali kumpulan dari individu-individu, dan individu-individu itu adalah komponen bangunan jamaah itu sendiri. Apabila komponen bercerai-berai dan setiap mereka bertanya dengan pertanyaa “Lalu di mana jamaah itu?” siapa yang bertanya dan siapa yang ditanya? Kita sering memahami secara keliru seperti demikian ini disebabkan oleh kebiasaan kita bersikap kurang bertanggung jawab; kita menimpakan beban tanggung jawab hanya pada pundak seseorang. Berikutnya lahirlah sikap masa bodoh, tidak tahan uji menghadapi keadaan, dan tidak kunjungan melangkah lebih maju.
   Kami serukan kepada para putra Islam yang memiliki semangat bahwa seluruh jamaah Islam di masa kini sangat membutuhkan munculnya pribadi aktivis sekaligus pemikir dan anasir produktivitas yang pemberani. Maka haramlah hukumnya bagi orang semacam ini untuk tertinggal dari kafilah, meskipun sesaat. Dan tidakkah mereka memahami-semoga Allah memberinya dukungan-bahwa hendaknya mereka segera bergabung dengan jamah ini. Jika mereka menjumpai bahwa jamaah ini adalah jamaah yang aktif sebagaimana mestinya, maka berbahagialah. Namun jika merka tidak menjumpai yang demikian itu, tunjukkan kepribadian dan kekuatan pengaruhnya untuk membangun apa-apa yang seharusnya ada. Kalau ternyata apa yang mereka upayakan tidak bisa diterima, mereka telah mendapatkan pemakluman dari tuhan dan dirinya. Apalagi jika orang-orang yang  menyeru dakwah ini adalah kaum yang mengetahui bahwa diatas orang yang memiliki pengetahuan dan Dzat yang Mahatahu, dan bahwa setiap orang yang memiliki pendapat berhak menyampaikan pendapatnya. Lihatlah Rasulullah saw. Jika dibanding dengan manusia seluruhnya, pendapatnya adalah sebenar-benar pendapat dan pemikirannya adalah sematang-matang pemikiran, namun ia mengambil juga pendapat Hubaib ra. Di perang Badar dan pendapat Salam di perang khandaq. Mereka tentu saja sangat bahagia, karena ada yang mengambil pendapatnya untuk suatu pekerjaan yang benar.
   Tidakkah mereka mengetahui bahwa jika mereka telah mencoba sekali, dua kali, atau lebih dari itu, namun belum juga berhasil, janganlah putus asa. Mereka harus ‘memainkan bola’ terus-menerus sehingga menciptakan ‘gol’ pada saatnya. Jika mereka tergesa-gesa dan cepat putus asa, hilanglah kesempatannya untuk memperoleh keberuntungan itu.
   Hal ini persis sebagaimana kisah seorang pemburu ikan. Suatu saat ia mendapat ikan yang besar. Lalu ia melihat di dasar air itu ada rumah karang yang disangkanya mutiara. Demi melihat itu, ditinggalkanlah ikan yang sudah di tangan untuk mengambil rumah karang. Ketika ia melihat dari dekat, menyesallah hatinya. Kemudian ia melihat ikan kecil membawa mutiara, namun ia tidak mengacuhkannya karena disangka rumah karang. Akhirnya ia hanya mendapatkan ikan kecil, serta kehilangan ikan besar dan mutiara, sesuatu yang berlipat-lipat lebih berharga, atau seperti seekor itik di suatu danau. Ia melihat bayangan di dasar air yang disangkanya ikan. Ia berusaha menjulurkan paruhnya untuk mendapatkannya. Ia mematuknya berkali-kali hingga kecapaian lalu ditinggalkan dengan perasaan marah. Sejenak kemudian berlalulah ikan dihadapannya. Ia acuh tak acuh karena menganggapnya bayangan. Lalu ia pun meninggalkannya. Dengan begitu ia merugi dan kehilangan kesempatan berharga dan sirnalah pula harapannya.
   Inilah beberapa catatan, yang perlu saya sampaikan kepada orang-orang yang ingin beraktivitas dalam Islam dari kalangan putra-putranya. Saya pikir ini patut direnungkan dalam-dalam. Kami serukan dakwah Ikhwanul Muslimin ini kepada mereka. Hendaklah mereka mencoba bergabung dengannya. Jika mereka mendapati kebaikan, dukunglah dan jika mendapati kebengkokan, luruskanlah. Jangan sampai percobaan mereka menjadi penghalang bagi kemajuan bersama. Saya berharap mereka menyaksikan pada diri Ikhwan pemandangan yang menentramkan hati-hati, insya Allah. Saya akan menyampaikan lagi sebagian keterangan pada kesempatan mendatang.

(Dimuat oleh harian Ikhwanul Muslimin, Edisi XV, 6 Jumadil Ula 1353 H)

TIGA PESAN IMAM AL GHOZALI UNTUK KAUM MUKMIN

Ada tiga pertanyaan besar yang harus kita jawab sebagai umat yang telah mengaku beragama islam. Pertanyaan itu adalah; pertama, sudah seberapa besarkan sholat kita selama ini berpengaruh kepada tingkah laku kita? Kedua, sudah seberapa besarkah puasa kita berpengaruh terhadap kita? Dan yang ketiga sudah seberapa besarkah shodaqoh kita selama ini? Tiga pertanyaan diatas cukup mudah untuk diucapkan. Tapi untuk menjawabnya memerlukan perenungan dari setiap pribadi kita masing-masing. Untuk pertanyaan yang pertama, seberapa besarkah pengaruh sholat kita berpengaruh kepada tingkah laku kita? Berkaitan dengan hal ini imam besar Syekh AL-Ghazali pernah berpesan kepada kita, “Jadikanlah sholat kita sebagai sarana untuk menambah kesabaran diri kita dalam menghadapi segala hal.” Termasuk bersabar dalam menghadapi masalah, musibah, maupun bersabar dalam menahan nafsu untuk berbuat maksiat. Coba kita renungkan bagaimana kita ketika sholat, sudah khusyuk apa belum, kemudian apa imbasnya amal utama kita ini dalam hidup kita. Apakah kita setelah melakukan sholat masih tetap mudah marah, tidak sabar, masih melakukan perbuatan maksiat atau sebaliknya menjadi mukmin yang sholeh dengan menjauhi semua pebuatan maksiat dan selalu bersabar dalam menghadapi semua ujian dari Alloh SWT.

Sebagaimana yang pertama untuk menjawab pertanyaan kedua ini perlu perenungan yang dalam pula. Sekarang mari kita renungkan kembali, bgaimanaah puasa kita selama ini, baik puasa wajib maupun puasa sunnah yang telah kita kerjakan. Apakah hanya sebatas menahan lapar dan dahaga atau lebih dari itu? Puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari/fajar/subuh hingga matahari terbenam/maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya. Makna puasa diatas sejalan dengan pesan Syekh AL-Ghazali yang berkata “jadikanlah puasa kita adalah puasa untuk menahan diri dari melakukan perbuatan dosa. Karena puasa yang terbaik adalah berpuasa untuk tidak melakukan perbuatan dosa”. Selama ini kita sering terjebak bahwa puasa hanyalah menahan diri ini untuk tidak makan da minum mulai dari terbitnya matahari hingga terbenam matahari. Padahal lebih dari itu pahala yang paling besar dari puasa adalah berpuasa untuk tidak melakukan perbuatan dosa selama hidup di dunia dalam rangka beribadah kepada Alloh. Ketiga, seberapa besarkah shodaqoh kita, apa yang kita shodaqohkan dan seberapa manfaat shodaqoh itu? Selama ini tentunya kita sudah melakukan amalan yang satu ini, entah seberapa besar yang telah kita keluarkan. Dan manfaatnya pastinya akan meringankan orang yang kita beri sedekah tersebut. Namun dalam shodaqoh kita sering terjebak pula bahwa shodaqoh itu hanyalah mengeluarkan sejumlah uang atau harta kepada orang lain. Berkaitan dengan amalan yang satu ini Imam Al-Ghazali berpesan kepada kita, “jadikanlah shodaqoh kita adalah shodaqoh untuk membantu meringankan penderitaan orang lain yang membutuhkan pertolongan kita”. Jadi shodaqoh itu maknanya luas, membantu orang tidak harus dengan uang, tapi banyak yang bisa kita lakukan unutk membantu orang lain. Jika ada orang sedang terkena musibah masalah keuangan, hutang misalnya, kita bisa bershodaqoh dengan membantu dia dengan mencoba membantu membayar hutang dia, jika ada orang sedang membutuhkan tenaga kita untuk membantunya menyelesaikan pekerjaannya, membangun rumah atau ada kematian misalnya, kita bershodaqoh dengan tenaga kita untuk meringankan beban mereka. Sekarang kita sudah memasuki penghujung bulan syawal, bulan yang dalam tradisi kita aadalah bulan untuk saling bermaafan. Tapi kita juga harus ingat penghujung tahun ini baik tahun qomariyah maupun tahun masehi sudah dekat. Untuk marilah kita merenung sejenak dengan tiga masalah diatas.

Kilas balik bulan puasa/ramadhan kemarin semua manusia yang beragama islam berudah drastis dari kebiasaan sebelum memasuki puasa. Yang tadinya belum shalat atau tidak rajin shalatnya menjadi hamba yang taat dalam menjalankan shalat baik shalat wajib maupun yang sunnah. Masjid yang tadinya sepi menjadi penuh sesak oleh jamaah untuk melakukan shalat berjamaah dimasjid. Orang-orang yang tadinya tidak pernah melakukan puasa menjadi hamba yang sangat antusias untuk melakukan ibadah wajib sebulan setiap tahun ini. Orang-orang kaya yang tadinya tidak pernah bersedekah pada bulan ramadhan berlomba-lomba untuk saling berbagi kepada kaum dhuafa’. Dan realita setelah bulan puasa selesai hamba-hamba yang tadinya taat selama sebulan ini masih tetap seperti bulan puasa taatnya atau sebaliknya, kembali ke kebiasaan mereka sebelum datangnya bulan puasa. Marilah kita renungkan masing-masing dan kita mulai lagi di akhir bulan syawal ini dengan meningkatkan ibadah sholat kita untuk menambah kesabaran, puasa kita untuk menahan diri dari berbuat dosa dan shodaqoh kita untuk membantu penderitaan orang lain. Karena tanda berhasilnya puasa di bulan Ramadhan kemarin adalah semakin bertambahnya ibadah hamba yang menjalankannya.


(Materi  liqo dari mbak Nadya F.F)

Sabtu, 15 September 2012

Pawai Tebar JIlbab; Syi'ar Jilbab Kampus Pendididikan


Teriknya matahari tak menyurutkan semangat para peserta Pawai Tebar Jilbab pada Jum’at, 7 September 2012 lalu. Agenda yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UNJ dan bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) se-UNJ ini diikuti oleh hampir 40 mahasiswa muslim dari berbagai fakultas. Tidak hanya kaum wanita, kaum laki-laki pun turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Karena sejatinya mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap ibu, saudara perempuannya serta istri dan anaknya kelak agar senantiasa menjaga auratnya dari yang bukan mahram dan mengenakan jilbab sesuai ajaran Islam.
Sekitar sebulan sebelum Pawai Tebar Jilbab ini dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan aksi penggalangan dana “One Man, One Hijab” dengan mendonasikan uang sejumlah minimal Rp 20.000,- dan atau mendonasikan sejumlah jilbab. “Dana yang terkumpul digunakan untuk membeli jilbab yang akan diberikan kepada 568 orang mahasiswi baru yang telah didata di setiap fakultas dan kepada beberapa masyarakat sekitar yang masih belum berjilbab”, ungkap Rafika Nurulita, Kepala Keputrian LDK UNJ 2012/2013.
Pawai Tebar Jilbab digelar dalam rangka memperingati International Hijab Solidarity Day (IHSD) yang diperingati setiap tanggal 4 September. IHSD ini sendiri awalnya diprakarsai oleh para pemeluk Islam di 4 negara, yaitu Perancis, Jerman, Tunisia, dan Turki yang dahulu para muslimah berjilbab di Negara tersebut terseringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan. Bahkan, pada tanggal 4 September 2002, Perancis resmi melarang penggunaan jilbab bagi warganya. Hal itu tentu saja menyulitkan muslimah untuk menutup aurat sebagai ekspresi keimanan mereka. Karena itu, pada tanggal 4 September 2004 diadakanlah konfrensi di London yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof. Tariq R, dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International, yang kemudian menghasilkan keputusan untuk memberikan dukungan penuh penggunaan jilbab bagi para muslimah, penetapan tanggal 4 September sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD), serta rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah sedunia untuk mempertahankan busana takwanya.


Pawai Tebar Jilbab yang diadakan di UNJ dimulai pada pukul 13:30. Pawai diawali dengan orasi di depan Majid Ulul Albab (MUA) kampus B UNJ. Massa kemudian berjalan melewati daerah Sunan Giri hingga sampai di kampus A UNJ sekitar pukul 14:00. Di kampus A pawai berhenti di setiap Fakultas untuk dilakukan orasi kembali, mulai dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Ekonomi, Teknik, Ilmu Sosial, dan berakhir di Fakultas Bahasa dan Seni. Tidak sekedar diisi dengan orasi, sesuai namanya, dalam Pawai Tebar Jilbab ini juga dilakukan pembagian jilbab secara gratis kepada beberapa mahasiswa baru yang belum berjilbab di setiap fakultas sebagai sombolisasi serta pembagian stiker dukungan berjilbab dan leaflet yang berisi tutorial jilbab sesuai syari’at Islam atau yang biasa disebut  jilbab syar’i.
Setelah pawai selesai, pada pukul 16:00 para mahasiswi UNJ diajak lagi untuk menyaksikan secara langsung bagaimana caranya menggunakan jilbab syar’i. Kegiatan tutorial jilbab syar’i yang merupakan bagian dari rangkaian pawai tebar jilbab di UNJ yang bekerjasama dengan komunitas Peduli Jilbab ini dihadiri oleh sekitar 50 orang mahasiswi. “Kami berharap dengan adanya rangkaian kegiatan ini para mahasiswa serta masyarakat sekitar semakin mengerti  tentang pentingnya berjilbab dan bagaimana berjilbab syar’i. sehingga kemudian yang belum berjilbab mau mulai menggunakan jilbab dan bagi yang sudah berjilbab dapat mengaplikasikan jilbab syar’i”, ungkap Rafika.
Semoga rangkaian kegiatan syi’ar jilbab ini dapat membangkitkan semangat para muslimah untuk terus mempelajari Islam dan bangga dengan jilbab sebagai identitas muslimah. Karena sesungguhnya jilbab bukanlah sekedar pilihan, namun merupakan kewajiban serta bentuk penghargaan tertinggi untuk muslimah sejati. (Khoi)


Senin, 13 Agustus 2012

Kerinduan Si Penunggumu



Di tepi rindu kini aku hanya bisa pandangi kata yang pernah kau ucap
Yang bahkan aku tak tahu adakah hati dalam tiap genggam katamu
Aku bukan peramal yang dengan bola kristal dan jampi-jampi lantas bisa melihat otak yg selalu kau jaga itu
Aku hanya orang biasa yang dengan bodohnya setia menunggu ucapanmu sebagai penawar racun keputusasaanku

Jangan lagi tersenyum begitu!
Air mataku tak kan sanggup lagi menampung bening senyummu
Senyum yang tanpa kau sadari telah menjadi bisa yang meracuniku
Kemudian kau tawar kembali dengan kebenaran ucapanmu
Aku jemu terus berputar menunggu dalam lingkar cokelat matamu
Karena yang aku tunggu bukan ucapanmu, otakmu, senyummu bahkan cokelat matamu itu
Aku hanya menunggu hati yang kau bingkai dengan indah kalam-kalamNya
Yang kini memaksaku melukis rindu dalam ketidaktahuan rasamu untukku


Terima kasih telah hadir dalam sudut gelap asaku..

07:01
030611

Cinta, Cemburu, dan Air Mata

Ini bukan apa-apa
Hanya sekedar cerita
Tentang sebuah rasa
Mungkin saja, bernama cinta
Yang tak ingin kubuka
Hingga milyaran detik bersenyawa
Bersama seluruh cemburu.. dan air mata..
05:03am
240511

Menarasikan Hati (Sebenarnya Bukan Sekedar Elegi)

Ribuan tanya mengunci tiap sel inti
Tiap dentingan waktu memaksaku tuk memahami
Pasrah kucoba turuti
Tapi apa?
Aku tetap saja tak dapat mengerti ada apa dengan diri
Tanyaku hanya bisa menjadi elegi sunyi
Logikaku tak mumpuni tuk mengartikan rasa ini
Yang aku tau,
aku harus narasikan tentang ini padamu
Tentang sepotong rasa untukmu
Namamu, hatimu, beserta jiwamu kini meruntuhkan egoku
Yang bahkan kamu pun tak tahu tentang itu
Dan kupikir kini kamu harusnya tahu
Inginku buatmu mengerti walau dengan cara apapun itu
Selami lautan hingga genggam mentari kan ku lakukan demi seorang kamu
Bila kamu masih tak percaya
Akan kubedah perutku dan ku berikan hati yang ku punya
Akan tetap kulakukan meski ku bisa mati karenanya
Cobalah kau kuliti tiap lapisan yang ada
Ku yakin kamu kan dapati namamu disana
Namamu juga jiwamu telah menjalar ditiap pembuluh arteri dan vena
Biar saja kau anggapku tak waras dan gila
Tapi rasa untukmu sudah ratusan ribu kali dari sekedar suka
Dan takkan terlihat jika hanya dengan mata kepala


250311
01:17pm

Biarkan Saya Memilih dan Allah-lah yang Akan Menentukan

2-3 minggu setelah kelulusan saya ditawari pekerjaan.. Terhitung lumayan bagi orang yang baru lulus SMA.. Penghasilan cukup untuk orang yang baru pertama kali bekerja, lokasi kantor tidak begitu jauh dari tempat tinggal, dan hanya perlu berkutat dengan komputer.. Tapi, saya tolak kesempatan itu.. Saya lebih memilih jalan sulit mencari ilmu terlebih dahulu.. Mungkin menurut orang lain saya sudah gila krn menolak kesempatan kerja tsb, tp saya merasa lebih gila lagi jika saya membuang kesempatan menuntut ilmu hanya demi uang.. Krn saya tau tdk semua org bisa mendapatkan kesempatan menuju Perguruan Tinggi layaknya yg saya dapatkan.. Walaupun jalanny masih terlihat samar tp tdk ada yg tahu jg kan apa yg ada di jalan yg masih samar itu.. Pula, ini adalah cita-cita saya sejak masih menjadi anak ingusan dan tak rela saya menggadaikanny hanya demi lembaran-lembaran uang.. Mungkin ada juga yg berpikir mengapa tidak diambil saja kesempatan bekerja itu sembari mengumpulkan uang, jika sudah punya uang banyak baru melanjutkan pendidikan? Yah mungkin itu memang jalan yang baik, tp menurut saya akan lbh baik lg jk niat baik utk menuntut ilmu, melanjutkan pendidikan, jgn ditunda-tunda.. Sejujurnya saya sedih krn pilihan saya masih akan merepotkan kedua org tua, tp saya jg cukup tahu org tua saya akan jauh lebih sedih jika melihat anakny menggadaikan impian.. Walaupun Ramadhan ini **********, tp saya tak ingin menyesali apa yg sudah saya putuskan.. Krn saya memiliki Tuhan, Allah yang Kuasanya tak terbatas ruang logika.. Saya serahkan hidup dan mati hanya pada Illahi Rabbi Yang Maha Suci.. Saya yakin akan pertolongan-Nya kepada kami hamba-hamba-Nya yg ingin mengabdi.. InsyaAllah, apapun yg akan saya dapatkan nanti adalah yg terbaik.. Tak ada yg lbh mengetahui selain Allah.. Maka, jgn coba mematahkan keinginan saya lg.. Menyingkirlah dari jalan saya jk hanya ingin mengoyahkan saya.. Ini adalah hidup saya, ini adalah jalan saya.. Biarkan saya yg memilih dan Allah yg akan menentukan hasilnya..



07:26
30 Juli 2011

entahlah~


Minggu, 24 Juni 2012

APAKAH KITA PARA AKTIVIS?


Kami telah menjawab pertanyaan “Kepada Apa Kita Menyeru Manusia?” yang dilontarkan oleh banyak orang berkali-kali, pada risalah yang lalu. Mereka senantiasa bertanya setiap diseru untuk mendukung jam’iyyah Ikhwanul Muslimin dengan pertanyaan: “Kepada apa jam’iyyah Ikhwanul Muslimin menyeru?” saya terpaksa menjawab dan menjelaskan dasar-dasar dakwah ini-pada risalah yang lalu-dengan jawaban yang kiranya dapat memenuhi hajat orang-orang yang bertanya tersebut, tanpa ada yang rancu lagi. Kalau tidak salah, saya telah memberi jawaban secara global-dengan membahas dasar-dasar dakwah ini-pada tulisan yang  pertama, kemudian saya merincinya pada uraian selanjutnya. Dengan demikian, rasanya tidak ada lagi alasan bagi orang yang ingin mengenal hakekat dakwah Ikhwanul Muslimin, baik secara global maupun rinci, untuk mengatakan: tidak tahu!
Ada lagi pertanyaan yang tersisa, yang banyak dilontarkan orang ketika diajak memberikan dukungan kepada jamaah ini; yang beraktivitas siang dan malam tanpa mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari siapapun, kecuali dari Allah saw. Semata. Mereka tidak pula menyandarkan langkah-langkahnya kecuali kepada dukungan dan pertolongan-Nya, karena ‘tidak ada kemenangan kecuali dari sisi-Nya’. Pertanyaan tersebut, yang sering dilontarkan dengan nada sinis, adalah: Apakah jamaah ini merupakan jamaah aktif, dan anggotanya para aktivis?
Orang yang bertanya ini adalah salah satu dari orang-orang dengan tipe berikut:
-    Mungkin ia adalah sosok pengumbar hawa nafsu yang perangainya destruktif, yang ketika melontarkan pertanyaan ini tidak memiliki kepentingan kecuali untuk membuat kekacauan ditubuh jamaah dan prinsip pemikirannya, serta para pendukungnya yang tulus. Ia tidak menganut agama jika dengan itu tidak mendapatkan keuntungan pribadi. Ia tidak peduli dengan urusan orang lain, kecuali jika urusan itu memberikan kemanfaatan bagi dirinya.
-    Mungkin ia pribadi yang lalai akan dirinya sendiri dan-begitu juga-terhadap orang lain. Ia tidak memiliki tujuan hidup, tidak memiliki prinsip pemikiran, dan tidak pula aqidah.
-    Mungkin ia adalah sisik yang hobinya bersilat lidah dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang indah-indah agar dianggap oleh para pendengarnya sebagai orang ‘berisi’, meski kenyataannya ‘tong kosong  berbunyi nyaring’ dengan perilakunya, ia ingin membersitkan kesan dibenak kalian bahwa dirinya adalah sosok pencinta amal. Ia senantiasa berusaha membersitkan kesan itu, namun tidak pernah menemukan jalan. Ia menyadari betul  kebohongan dirinya dengan lontaran kata-katanya itu, dan itu semua ia lakukan sekedar untuk menutupi kelemahan dirinya.
-    Mungkin ia seorang yang tengah berupaya untuk melemahkan semangat orang-orang yang menyeru dakwah, agar-dengan lemahnya semangat itu-ia punya alasan untuk menapik seruanya, untuk merespon secara dingin, dan akhirnya berpaling dari amal jama’i.
Golongan yang manapun dari mereka itu, jika anda menemuinya dijalan lalu anda jelaskan padanya manhaj amal yang produktif, anda tuntun mata-telinga, akal pikiran, dan tangannya menuju jalan yang benar, niscaya mereka akan berpaling juga dalam keadaan bingung, jiwanya guncang, bibirnya gemetar untuk mengucapkan kata-katanya, geraknya meragukan, dan diamnya pun tampak salah tingkah. Ia lalu menyampaikan kata-kata ‘maafnya’ dan meminta kesempatan di waktu yang lain saja. Akhirnya, ia pun menghindar darimu dengan seribu satu alasan. Itu semua dilakukan setelah ia-dengan gigihnya-berdiskusi denganmu berlama-lama, dan setelah itu-engkau lihat, ia bahkan merintangi jalan dengan congkaknya.
Perumpamaan mereka itu seperti sepotong cerita bahwa ada seseorang yang dengan semangatnya menghunus pedang, tombak, dan senjata lainnya. Setiap malam ia pandangi senjata-senjata itu dengan gerakan geram karena tidak kunjung menemui musuhnya untuk bias menunjukkan keberanian dan kepahlawanannya. Suatu saat, istrinya ingin menguji kesungguhannya. Dibangunkanlah ia pada tengah malam sembari memanggilnya dengan nada meminta bantuan, “Bangunlah pak, kuda-kuda perang telah mendobrak pintu rumah kita.” Seketika ia terbangun dalam keadaan gemetaran dan wajahnya pucat pasi sambil bergumam ketakutan, “Kuda perang, kuda perang …” Hanya itu yang ia ucapkan, tidak lebih. Ia bahkan tuidak berusaha untuk membela diri. Tatkala waktu pagi tiba, hilanglah akal sehatnya karena ketakutan yang amat sangat dan terbanglah pula nyalinya, padahal ia belum terjun ke medan perang secara nyata dan belum menjumpai seorang musuh pun.
Seorang penyair bertutur:
Kalaupun seorang pengecut tinggal sendiri di bumi
Ia ‘kan menantang tombak dan peperangan
Allah swt. Berfirman,
“Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, ‘Marilah kepada kami.’ Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang mereka mencaci kamu dengn lidah yang tajam., sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan . mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Ahzab: 18-19)
Untuk orang-orang seperti ini kita tidak perlu memberi komentar. Kita tidak perlu menjawab mereka, kecuali dengan kata-kata, “Semoga keselamatan atas kalian dan kami tidak membutuhkan orang-orang jahil.” Bukan untuk mereka kita menulis dan bukan kepada mereka dan kita berbicara. Kita telah lama berharap kebaikan untuk mereka dan kita telah tertipu oleh mulut manisnya suatu waktu, lalu terbukalah kedok mereka dan terangkurlah apa yang ada di balik kata-katanya itu. Kita melihat beragam sosok dan kelompok mereka yang membuat hati ini semakin tidak cenderung kepadanya dan tidak sekali-kali akan menyerahkan urusan kepada mereka, meskipun sepele.
Ada lagi kelompok lain: sedikit jumlahnya, tetapi besar kesungguhannya; langka bilangannya, tetapi diberkati dan dilindungi oleh Allah. Mereka bertanya kepadamu dengan pertanyaan serupa ketika diajak untuk mendukung dan bergabung dengan jamaah ini, namun dengan hati yang tulus. Mereka adalah orang-orang yang hatinya telah dipenuhi dengan kerinduan untuk berbuat, sehingga kalau saja mengetahui jalan untuk itu, mereka pasti terjun seketika. Mereka adalah para mujahid, namun tidak kunjung menjumpai medan jihad yang dapat membuktikan kepahlawananya. Mereka telah banyak berinteraksi dengan berbagai kelompok dan telah pula mengkaji berbagai lembaga dan organisasi dakwah, namun itdak menjumpai sesuatu yang memuaskan hatinya. Jika saja mereka menjumpai apa yang mereka inginkan di sana, mereka pasti menempati posisi di barisan pertama dan menjadi bagian dari para aktivis yang tekun.
Kelompok ini telah hilang dan sedang dinanti kedatangannya. Saya yakin sepenuhnya, jika saja seruan ini terdengar olehnya dan sampai di hatinya, mereka pasti akan menjadi salah satu dari dua golongan: golongan aktivis atau-paling tidak-golongan simpatisan; dan tidak mungkin menjadi yang ketiga. Mereka, kalaupun tidak mendukung fikrah ini, tidak akan pernah sekali-kali menjadi musuhnya. Untuk kelompok inilah kita menulis, kepada merekalah kita berbicara, dan bersama merekalah kita saling memahami. Allah swt. Sendirilah yang memilih tentara-tentara-nya dan menyeleksi para aktivis dakwah-Nya.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Al-Qashash:56)
Mudah-mudahan kita sepakat akan apa-apa yang kita inginkan Allah swt. Berfirman dengan kebenaran dan hanya Dialah petunjuk jalan.

Memanfaatkan Liburan Dengan Cerdas


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, "ada dua anugerah yang disia-siakan manusia; kesehatan dan waktu luang".       ( H.R Bukhori & Muslim).
 
Berakhirnya momentum sakral UAS yang beriringan dengan datangnya liburan menjjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar mahasiswa. Namun, akan menjadi sangat disayangkan jika kita tidak dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Karena waktu tidak akan pernah bisa ditahan, ia akan berlalu dan lenyap tak kembali lagi. Terlepas pada hasil UAS yang memuaskan ataupun tidak, tak layak kita mencari-cari alasan hingga hingga lengah dan menyia-nyiakan waktu yang ada. Sesungguhnya nilai akademik itu hanyalah dari sekian banak nilai yang ada di Universitas terbesar ini, Universitas kehidupan. Selain itu, ada yang lebih penting daripada sekedar hasil di akhir, ia adalah proses yang dijalani. Yang menyimpan banyak hikmah dan pelajaran berharga. Tapi, bukan berarti nilai akademik tidaklah penting, hanya saja akan lebih baik untuk kita segera bangkit serta mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian yang telah kita alamisebagai pembelajaran di masa mendatang. 


            Kembali lagi kepada liburan yang ini telah menjelang. Tak bisa dipungkiri, banyak kita temui kasus dimana orang-orang di sekitar kita bahkan diri kita sendiri merasa kekurangan waktu libur. Mengapa? Hal it terjadi karena belum dimanfaatkannya waktu libur secara optimal. Nah, untuk mencegah hal itu, ada beberapa tips yang dapat diaplikasikan saat berlibur nanti :

1.     1.   Tentukanlah skala prioritas dan buatlah planing/rencana.
Pasti kita tidak ingin ada kewajiban-kewajiban yang menumpuk bahkan tak sempat terselesaikan saat liburan mencapai penghujung nanti. Untuk itu, penting bagi kita terlebih dahulu menuntaskan kewajiban-kewajiban iu agar rencana liburan bisa berjalan dengan menyenangkan dan bermanfaat.

2.      2. Jadikan waktu liburan sebagai quality time bersama keluarga, sanak saudara, ataupun teman lama.
Berkunjung ke rumah saudara atau teman untuk mempererat kembali jalinan silaturahmi yang  tak jarang terabaikan karena padatnya rutinitas sehari-hari bisa menjadi hal yang menyenangkan. Selain itu kegiatan bersih-bersih rumah dan menata ulang ruangan bersama keluarga bisa menjadi alternatif kegiatan. 

3.     3.  Belajar sesuatu hal yang baru.
Keluar dari rutinitas sehari-hari dan mencoba berbagai hal baru akan menjadi sangat bermanfaat dan menyenagkan untuk dilakukan. Misalnya seperti mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan.

4.      4. Berwiraswasta.
Jika memungkinkan kita bisa mengisi waktu liburan dengan berjualan atau berwiraswasta kecil-kecilan. Benyak manfaat yang akan bisa kita dapatkan selain menambah pengalaman dan menambah uang saku loh.

5.      5. Yang terakhir, harus, wajib dan kudu tetap update  ilmu.
Libur bukan berarti libur segalanya dong, termasuk tidak libur untuk mengupdate pengetahuan dan informasi. Seminar, workshop, pelatihan bisa kita ikuti. Atau sekedar self learning alias autodidak ilmu-ilmu baru yang bermanfaat dari internet maupun buku. Tak lupa juga untuk tetap mengupdate dan mengupgrade ilmu agama yang akan selalu menjadi pegangan dalam kehidupan kita.


            Jadi, selamat berlibur dan jangan lupa untuk terus meningkatkan catatan amal dan keimanan kita… :)