Selasa, 14 Agustus 2012
Senin, 13 Agustus 2012
Kerinduan Si Penunggumu
Di tepi rindu kini aku hanya bisa pandangi kata yang pernah kau ucap
Yang bahkan aku tak tahu adakah hati dalam tiap genggam katamu
Aku bukan peramal yang dengan bola kristal dan jampi-jampi lantas bisa melihat otak yg selalu kau jaga itu
Aku hanya orang biasa yang dengan bodohnya setia menunggu ucapanmu sebagai penawar racun keputusasaanku
Jangan lagi tersenyum begitu!
Air mataku tak kan sanggup lagi menampung bening senyummu
Senyum yang tanpa kau sadari telah menjadi bisa yang meracuniku
Kemudian kau tawar kembali dengan kebenaran ucapanmu
Aku jemu terus berputar menunggu dalam lingkar cokelat matamu
Karena yang aku tunggu bukan ucapanmu, otakmu, senyummu bahkan cokelat matamu itu
Aku hanya menunggu hati yang kau bingkai dengan indah kalam-kalamNya
Yang kini memaksaku melukis rindu dalam ketidaktahuan rasamu untukku
Terima kasih telah hadir dalam sudut gelap asaku..
07:01
030611
Menarasikan Hati (Sebenarnya Bukan Sekedar Elegi)
Ribuan tanya mengunci tiap sel inti
Tiap dentingan waktu memaksaku tuk memahami
Pasrah kucoba turuti
Tapi apa?
Aku tetap saja tak dapat mengerti ada apa dengan diri
Tanyaku hanya bisa menjadi elegi sunyi
Logikaku tak mumpuni tuk mengartikan rasa ini
Yang aku tau,
aku harus narasikan tentang ini padamu
Tentang sepotong rasa untukmu
Namamu, hatimu, beserta jiwamu kini meruntuhkan egoku
Yang bahkan kamu pun tak tahu tentang itu
Dan kupikir kini kamu harusnya tahu
Inginku buatmu mengerti walau dengan cara apapun itu
Selami lautan hingga genggam mentari kan ku lakukan demi seorang kamu
Bila kamu masih tak percaya
Akan kubedah perutku dan ku berikan hati yang ku punya
Akan tetap kulakukan meski ku bisa mati karenanya
Cobalah kau kuliti tiap lapisan yang ada
Ku yakin kamu kan dapati namamu disana
Namamu juga jiwamu telah menjalar ditiap pembuluh arteri dan vena
Biar saja kau anggapku tak waras dan gila
Tapi rasa untukmu sudah ratusan ribu kali dari sekedar suka
Dan takkan terlihat jika hanya dengan mata kepala
250311
01:17pm
Tiap dentingan waktu memaksaku tuk memahami
Pasrah kucoba turuti
Tapi apa?
Aku tetap saja tak dapat mengerti ada apa dengan diri
Tanyaku hanya bisa menjadi elegi sunyi
Logikaku tak mumpuni tuk mengartikan rasa ini
Yang aku tau,
aku harus narasikan tentang ini padamu
Tentang sepotong rasa untukmu
Namamu, hatimu, beserta jiwamu kini meruntuhkan egoku
Yang bahkan kamu pun tak tahu tentang itu
Dan kupikir kini kamu harusnya tahu
Inginku buatmu mengerti walau dengan cara apapun itu
Selami lautan hingga genggam mentari kan ku lakukan demi seorang kamu
Bila kamu masih tak percaya
Akan kubedah perutku dan ku berikan hati yang ku punya
Akan tetap kulakukan meski ku bisa mati karenanya
Cobalah kau kuliti tiap lapisan yang ada
Ku yakin kamu kan dapati namamu disana
Namamu juga jiwamu telah menjalar ditiap pembuluh arteri dan vena
Biar saja kau anggapku tak waras dan gila
Tapi rasa untukmu sudah ratusan ribu kali dari sekedar suka
Dan takkan terlihat jika hanya dengan mata kepala
250311
01:17pm
Biarkan Saya Memilih dan Allah-lah yang Akan Menentukan
2-3 minggu setelah kelulusan saya ditawari pekerjaan.. Terhitung
lumayan bagi orang yang baru lulus SMA.. Penghasilan cukup untuk orang yang baru
pertama kali bekerja, lokasi kantor tidak begitu jauh dari tempat tinggal,
dan hanya perlu berkutat dengan komputer.. Tapi, saya tolak kesempatan
itu.. Saya lebih memilih jalan sulit mencari ilmu terlebih dahulu..
Mungkin menurut orang lain saya sudah gila krn menolak kesempatan kerja
tsb, tp saya merasa lebih gila lagi jika saya membuang kesempatan
menuntut ilmu hanya demi uang.. Krn saya tau tdk semua org bisa
mendapatkan kesempatan menuju Perguruan Tinggi layaknya yg saya
dapatkan.. Walaupun jalanny masih terlihat samar tp tdk ada yg tahu jg
kan apa yg ada di jalan yg masih samar itu.. Pula, ini adalah cita-cita
saya sejak masih menjadi anak ingusan dan tak rela saya menggadaikanny
hanya demi lembaran-lembaran uang.. Mungkin ada juga yg berpikir mengapa
tidak diambil saja kesempatan bekerja itu sembari mengumpulkan uang,
jika sudah punya uang banyak baru melanjutkan pendidikan? Yah mungkin
itu memang jalan yang baik, tp menurut saya akan lbh baik lg jk niat
baik utk menuntut ilmu, melanjutkan pendidikan, jgn ditunda-tunda..
Sejujurnya saya sedih krn pilihan saya masih akan merepotkan kedua org
tua, tp saya jg cukup tahu org tua saya akan jauh lebih sedih jika
melihat anakny menggadaikan impian.. Walaupun Ramadhan ini **********, tp saya tak ingin menyesali apa yg sudah
saya putuskan.. Krn saya memiliki Tuhan, Allah yang Kuasanya tak
terbatas ruang logika.. Saya serahkan hidup dan mati hanya pada Illahi
Rabbi Yang Maha Suci.. Saya yakin akan pertolongan-Nya kepada kami
hamba-hamba-Nya yg ingin mengabdi.. InsyaAllah, apapun yg akan saya
dapatkan nanti adalah yg terbaik.. Tak ada yg lbh mengetahui selain
Allah.. Maka, jgn coba mematahkan keinginan saya lg.. Menyingkirlah dari
jalan saya jk hanya ingin mengoyahkan saya.. Ini adalah hidup saya, ini
adalah jalan saya.. Biarkan saya yg memilih dan Allah yg akan
menentukan hasilnya..
07:26
30 Juli 2011
07:26
30 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)